Perjalananku kali ini
mencapai air terjun Koto Panisan sangat unik. Perencanaan berbeda dengan hasil.
Saat persiapan berangkat kami merencanakan mengunjungi air terjun Batu Hidung. Saya
bersama saudari dan para keponakan sangat bersemangat bersiap menuju air
terjun, karena kami belum pernah mengunjungi air terjun ini. Dengan menggunakan
dua buah mobil kecil kami menuju Koto Kampar Hulu.
Memasuki wilayah XIII Koto Kampar, di
Batu Bersurat terdapat persimpangan jalan, karena penasaran maka kami mengikuti
jalan belok ke kiri. Setelah bertemu pasar kami melanjutkan perjalanan sehingga
akhirnya kami bertemu pada akhir jalan aspal yang terputus sebelum sebuah
sungai kecil. Dalam perjalanan ini kami tidak disertai pemandu, sehingga
akhirnya kami memutuskan balik kanan ke awal persimpangan karena tidak tau
jalan lanjutannya. Di jalan utama kami bertanya pada seorang warga tentang
keberadaan air terjun. Ibu tersebut menyampaikan bahwa di ujung jalan terputus
tersebut memang menuju air terjun. Kami harus berjalan untuk mencapainya. Kami
saling berpandangan. Karena tanpa pemandu, akhirnya kami memutuskan meneruskan
perjalanan ke Koto Kampar Hulu.
Pejalanan menuju Koto Kampar Hulu
berjalan lancar walaupun di beberapa titik terdapat jalan rusak. Di sebagian
jalan terdapat proses pengerjaan jalan, mudah-mudahan secara bertahap jalan ini
dilakukan perbaikan sehingga jalan menuju objek wisata di daerah ini menjadi
lebih menarik. Memasuki wilayah Koto Kampar Hulu perjalanan kami beriringan
dengan bus Universitas Riau. Di persimpangan jalan saat kami berhenti, sopir
bus mengklakson berulang-ulang sehingga kami tidak jadi berhenti untuk
bertanya.
Di
pinggir pasar kami bertanya pada masyarakat, benarkah jalan yang kami tempuh
menuju air terjun? Mereka membenarkan dan menyuruh untuk meneruskan perjalanan
dengan belok ke kiri. Setelah jauh berjalan, saya mulai ragu, sepertinya kami
menempuh jalan yang salah. Kami bertanya pada masyarakat dimana letak kantor
Camat Koto Kampar Hulu. Ternyata kami memang salah jalan. Karena mendapat
informasi jalan tersebut juga menuju air terjun, maka kami tetap melanjutkan
perjalanan.
Kami
sampai di pinggir sungai dan melihat ada lagi bus Universitas Riau disana serta
terdapat lokasi perkemahan yang berisi mahasiswa. Kami saling berpandangan dan
ketawa. Rupanya rute kami jadi berubah. Di pinggir sungai terdapat banyak
sepeda motor yang parkir. Kami berbincang dengan kepala dusun yang juga sedang
berada disana. Dia bercerita tentang air terjun Koto Panisan dan rute jalan
menuju kesana. Terdapat ojek untuk menuju air terjun Koto Panisan. Kami
menyepakati meneruskan perjalanan menuju air terjun Koto Panisan setelah
bertanya pada seluruh peserta akan kemampuan berjalan kaki. Kami tetap bersemangat
melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, tanpa bantuan ojek.
Di
pinggir sungai terdapat warung yang berjualan makanan buatan masyarakat
setempat. Kami menikmati makanan tersebut sambil menunggu rakit untuk
menyeberang. Setelah menyeberang sungai Kampar dengan rakit maka kami
melanjutkan perjalanan menuju air terjun Koto Panisan.
![]() |
Rakit masih berada di seberang sungai Kampar
Memulai berjalan kaki menuju air terjun
Berjalan
kaki menuju air terjun tentu saja butuh tenaga yang cukup. Saya perkirakan
jalan yang ditempuh sekitar 3 – 4 kilometer. Kami berpapasan dengan masyarakat
yang mengambil hasil hutan dengan membawanya menggunakan sepeda motor. Jalan
kecil dari tanah berbatu yang tidak rata dan sebagiannya licin tentu bukan
jalan yang mudah untuk ditempuh dengan sepeda motor disertai membawa hasil bumi
yang berat. Kami bersyukur atas kemudahan hidup yang kami peroleh.
Jalan yang ditempuh masyarakat untuk mengangkut hasil bumi
Cukup
lelah berjalan kaki untuk mencapai air terjun Koto Panisan, namun terobati
dengan pemandangan yang indah dan sejuk.
Air terjun Koto Panisan
Air terjun Koto Panisan
Terdapat
banyak pengunjung air terjun Koto Panisan. Terjun dari tingkat atas menjadi
sensasi tersendiri. Ada yang kesulitan memanjat batu namun dibantu temannya
dengan menjulurkan kaki untuk ditarik. Pemandangan kebersamaan masing-masing
rombongan menjadi kenangan tersendiri.
Air terjun Koto Panisan
Kebersamaan menikmati alam
Beberapa
anak muda mendaki puncak tempat air terjun turun dan menikmati bermain disana.
Mereka menahan air yang mau jatuh sehingga tidak ada air yang terjun. Ketika
teman di atas batu bagian tengah air terjun siap untuk terjun, maka mereka
melepaskan air untuk terjun. Menyenangkan…
Menikmati air terjun Koto Panisan
Keindahan air terjun Koto Panisan
Perjalanan
pulang ditempuh lumayan lama karena anggota tim mulai ada yang perlu istirahat
karena kakinya mulai lelah. Di pinggir sungai kami melihat besi yang terentang
di atas sungai dari arah seberang, sepertinya persiapan untuk menyeberang dengan
gondola. Mudah-mudahan kami berkesempatan datang kembali dan menikmati
menyeberang dengan gondola, bukan dengan rakit.
Akhirnya
kami sampai kembali ke mobil dan karena semua bekal makan siang tinggal di
mobil maka kami pun mencari tempat untuk makan dan shalat. Kami menikmati
istirahat, makan dan shalat di mesjid yang terdapat di depan pasar. Pada
akhirnya saya tau ternyata pasar ini tidak jauh dari kantor Camat Koto Kampar
Hulu yang sejak awal saya cari sebagai petunjuk jalan menuju air terjun Batu
Hidung. Kami harus menjadwalkan kembali untuk mengunjungi air terjun Batu
Hidung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar