Pada
dasarnya rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks, karena adanya
keterlibatan sumber kekuasaan dan otonomi berbagai kutub (1):
1. Pemerintah
Karena menyangkut
kepentingan masyarakat yang azasi, maka peran pemerintah untuk mengendalikan
cukup besar.
2. Pemilik
rumah sakit
Pemilik rumah sakit
mempunyai misi yang mulia, sehingga penerapannya akan sangat hati-hati dan
menjaga ketat nama baik itu.
3. Profesional
Secara faktual historis,
profesional seperti dokter, mempunyai otomoni dan cara pandang terhadap
kesehatan yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan penderita.
4. Direksi
rumah sakit
Tuntutan situasi yang
menuju pada profesionalisme dan efisiensi, membutuhkan pola manajemen yang
lebih rasional.
5. Masyarakat
Baik secara perorangan
atau melalui organisasi kemasyarakatan, sekarang ini secara lebih jelas
menuntut pelayanan yang memuaskan dan memenuhi
standar kewajaran.
6. Dunia
bisnis
Dunia bisnis alat
kesehatan, obat, alat kantor dan lain-lain secara pasti mendorong penggunaan
barang modal yang harus dikelola secara hati-hati dan dihitung untung ruginya.
7. Kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi
Kemajuan ICT (Information
and Communication Technology) memberikan pengaruh besar karena kecepatan
dan kemudahannya.
Dari 7 kutub itulah organisasi rumah sakit yang
ada selama ini lebih berorientasi kepada pelayanan. Artinya bagaimana pelayanan
itu diorganisasi agar dapat berjalan. Perhatian yang kurang pada efisiensi dan
produktifitas, juga organisasi yang mengutamakan efisiensi akan menunjukkan
pola pelayanan yang lamban mengantisipasi perubahan. Sehingga mutu akan sulit
dicapai secara wajar, maka organisasi rumah sakit masa kini dan masa datang
harus berorientasi pada perkembangan yang terus menerus. Artinya ketujuh sumber
kekuasaan itu harus dimanfaatkan agar organisasi rumah sakit dapat terus
berkembang memenuhi tuntutan kepuasan pasien yang terus berkembang pula.
Ada
4 komponen penting dalam organisasi rumah sakit (1):
1. Governing
board atau dewan penyantun
Merupakan perwakilan
pemilik rumah sakit beserta lainnya yang terkait dan menjadi wali rumah sakit.
2. CEO
(Cheaf Executive Officer) atau direksi
Merupakan pelaksana
manajemen operasional.
3. Staf
medis
Merupakan pelaksanan
pelayanan medis.
4. Pegawai
rumah sakit
Melaksanakan kegiatan
rumah sakit lainnya di luar pelayanan medis.
Keempat
komponen organisasi itu terkait satu sama lain seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Empat komponen dalam organisasi rumah sakit
Sebab kegagalan rumah
sakit
Kegagalan rumah sakit
dalam melaksanakan kegiatan, sebagaimana terjadi di beberapa perusahaan, telah
dapat diidentifikasi sebab-sebab kegagalannya. Sebab kegagalan itu diantaranya:
1.
Lemahnya organisasi dan pencapaian tujuan
2.
Lemahnya komunikasi
3.
Tumpang tindihnya kegiatan
4.
Tidak cukupnya pendapatan
5.
Seretnya cash flow
6.
Kesalahan operasional
7.
Kesalahan keputusan manajemen
8.
Beroperasi pada dasar yang goyah
9.
Moral pegawai yang rendah
10.
Tingginya pergantian pegawai
11.
Produktifitas karyawan yang rendah.
Sebab atau alasan
kegagalan dapat salah satu atau kombinasi dari hal tersebut, untuk itu
tanda-tanda yang muncul yang menunjukkan adanya hal di atas perlu diperhatikan
dan diketahui. (1,2)
Masalah organisasi
Dari penyebab kegagalan,
kalau ditelusuri lebih lanjut, akan terlihat adanya masalah organisasi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Mungkin dapat dikatakan penyebab intinya
adalah adanya permasalahan dalam organisasi.
Permasalahan dalam organisasi yang nantinya akan
merupakan cikal bakal kegagalan diantaranya sebagai berikut:
1.
Lemahnya rancangan struktur organisasi
2.
Tidak tepat sasaran, tidak tepat waktu dan
tidak tepat nilai dalam sistem informasi manajemen
3.
Tidak efektif dalam pengendalian
pendapatan dan piutang
4.
Sedikit atau tidak ada sama sekali
perencanaan jangka panjang
5.
Tidak realistiknya standar produktifitas
pegawai
Dari uraian di atas dapat
dilihat rancangan sruktur organisasi merupakan yang pertama kali disebut
sebagai sumber permasalahan dalam organisasi yang akan menimbulkan kegagalan rumah
sakit.
Rancangan struktur organisasi
yang baik akan tergambar kegiatan, sekaligus dengan monitoring efektifitas dan
perhatian terhadap manfaat struktur tersebut. Hal yang kritis untuk
diketahui dalam merancang struktur
organisasi adalah diketahuinya kekuatan dan kelemahan yang ada secara jujur.
Tahu dengan jelas apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, maka akan
jelas usaha apa yang perlu dilakukan agar menjadi tahu. (1,2)
Ciri organisasi yang
efektif
Organisasi yang efektif
dapat didefinisikan sebagai kelompok dari individu yang bersama-sama berhasil
mencapai tujuan. Perlu 3 faktor yang diperhatikan:
1.
Struktur organisasi
Merupakan
pengelompokan fungsi agar dapat bekerja sama dan menjelaskan hubungan antara
masing-masing kelompok.
2.
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
Wewenang
dan tanggung jawab serta kekuasaan harus didelegasikan dengan jelas dan
terarah.
3.
Pemilihan petugas yang tepat untuk jabatan
yang tepat pula.
Selain itu tergantung
pula kemampauan untuk:
1.
Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan;
2.
Menyediakan pelayanan dengan biaya minimum
tanpa mengorbankan kualitas;
3.
Mengembangkan petugas yang berkualitas.
Masih
ada hal yang lain dalam organisai yang ikut berperan dalam mencapai
keberhasilan, diantaranya:
1.
Identifikasi yang jelas pusat
pertanggungjawaban;
2.
Span control
yang realistik;
3.
Kesatuan perintah yang jelas. (3,4)
Ciri organisasi yang
efektif diantaranya:
1.
Struktur organisasi yang secara jelas
dapat mengembangkan hubungan antar bagian;
2.
Kejelasan pendelegasian wewenang;
3.
Pemilihan orang yang tepat pada jabatan
yang tepat
4.
Menyediakan pelayanan sesuai kebutuhan
5.
Menjalankan pelayanan yang murah dengan
mutu yang terjangkau
6.
Pengembangan petugas yang potensial. (2)
Tanggung jawab rumah
sakit dalam rangka mencapai kinerja yang baik memerlukan:
1.
Kejelasan tujuan dan sasaran dengan
prioritas yang tepat;
2.
Alokasi sumber daya yang minimum dalam
mencapai tujuan dan sasaran;
3.
Analisa yang jelas tentang biaya dan
manfaat pelayanan yang dapat dicapai;
4.
Evaluasi terhadap hasil yang dicapai;
5.
Melaporkan hasil evaluasi kepada yang
berkepentingan.
Kemudian
ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
1. Spesifikasi
pekerjaan
Makin besar organisasi, maka spesifikasi
akan makin besar.
2. Pembagian
kekuasaan
Dalam rangka pembagian kekuasaan, maka
perlu diperjelas pola yang ada, ke arah sentralisasi atau desentralisasi.
Sentralisasi berarti kekuasaan dan kewenangan ada pada manajer puncak.
Desentralisasi berarti kekuasaan dan kewenangan ada pada manajer menengah dan
bawah.
Pembagian ini tergantung:
1. Situasi
lingkungan;
2. Sejarah
organisasi yang berangkutan;
3. Pola
pengambilan keputusan;
4. Kemampuan
manajer tingkat bawah. (1,3)
Daftar
P Daftar Pustaka
(1)
Sabarguna, BS, Buku Pegangan Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit Jilid
1, Sagung Seto, Jakarta, 2009.
(2)
Sabarguna, BS, Knowledge Management untuk Rumah Sakit,
Sagung Seto, Jakarta, 2007.
(3)
Sabarguna, BS, Kompetensi Manajemen
Rumah Sakit, Sagung Seto, Jakarta, 2009.
(4)
Sabarguna, BS, Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit Islam
Jateng - DIY, Yogyakarta, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar